Pondok Pesantren Nurul Huda, Malang


Dari masjid agung kota Malang, kami menaiki becak dengan tarif yang cukup murah menuju Pondok Pesantren Nurul Huda. Dalam mendidik para santri, pondok yang didirikan oleh KH. Masduqi Mahfudz ini mengedepankan akhlaq al karimah dan kedisiplinan.
Pondok ini terlihat sangat asri. Di depan gerbang terdapat ruangan khusus untuk menerima tamu. Di tempat inilah alhamdulillah kami bisa sowan ke KH. Syihabuddin Al-Hafidz yang merupakan menantu pendiri pondok.

Mushalla Kecil
Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Nurul Huda berada di kelurahan Mergosono , Kecamatan Kedungkandang, RT.05 RW.05. Malang. Berjarak sekitar ± 1,5 KM dari jantung kota Malang ke arah selatan. Hingga sekarang, pondok ini berumur kurang lebih 35 tahun dengan bangunan 3 lantai.
Di samping belajar ilmu agama, para santri juga menuntut ilmu umum di berbagai lembaga pendidikan, mulai dari SMP, SMA, hingga universitas yang tersebar di kota Malang.
Pendirian pondok bermula dari mushalla kecil yang berada di gang 3 B. Pada awalnya, mushalla itu sangat sepi dan perjuangan KH. Masduqi Mahfudz belum mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Namun demikian, dengan dakwah yang santun, perlahan beberapa orang mulai terpengaruh. Semakin banyak yang ikut menunaikan jama’ah shalat fardlu. Hingga kemudian beliau berinisiatif mengadakan pengajian bagi mereka yang berada di lingkungan sekitar.
Saat sang kiai menjadi dosen, banyak mahasiswa ingin menimba ilmu kepada beliau. Melihat antusiasme mereka inilah kemudian beliau membangun sebuah asrama sebagai lokasi bermukim dan belajar. Semakin hari para santri semakin bertambah. Hingga pada akhirnya secara resmi didirikan Yayasan Pondok Pesantren Nurul Huda pada tanggal 28 April 1997 M.

Ekskul
Mayoritas santri yang menetap di pondok berstatus mahasiswa. Memang lokasi pondok berdekatan dengan beberapa kampus. Jika Anda pergi ke sana sore hari, Anda akan melihat banyak sepeda bermotor berseliweran. Kendaraan inilah yang dijadikan sebagai sarana transportasi para mahasiswa.
Meskipun berstatus sebagai mahasiswa, mereka tidak boleh meninggalkan ngaji. Mengingat, selain agent of change, mereka juga beridentitas santri. Maka, setiap hari mereka diharuskan mengikuti berbagai kegiatan religius di pondok, meliputi kegiatan harian, mingguan, dan tahunan.
Kegiatan rutin harian berupa sholat berjamaah lima waktu, pembacaan ratibu al haddad, pembacaan asma’ul husna, setoran al-Qur’an (bagi santri tahfidzul Qur’an), dan kegiatan lainnya yang sudah terjadwal. Adapun agenda mingguan seperti membaca sholawat burdah, barzanji, diba’, mengikuti bahtsul masa’il, khitobah, syawir, dll.
Selain digembleng dalam segi ruhaniah, para santri juga dididik untuk sejak dini mengembangkan minat, bakat, dan kreatifitas. Pengurus pondok sengaja memfasilitasi mereka dengan menyediakan wadah di mana di dalamnya terdapat sejumlah kegiatan ekstrakulikuler (ekskul).
Bagi mereka yang gemar bersholawat (Banjari), ada Ulin Nuha. Bias NH, bagi mereka yang ingin menggeluti dunia jurnalistik. Nuha FC, bagi yang senang olah raga. Adapun LBM Nuha adalah bagi siapa saja yang aktif di bidang bahtsul masa’il.

Dilatih  Mandiri
Uniknya, para santri juga diarahkan untuk hidup mandiri. Hal ini dibuktikan dengan didirikannya unit usaha pondok. Selain meningkatkan ekonomi  pesantren, tujuan pendirian unit ini yaitu menyalurkan mental bisnis para santri. Di antara unit usaha tersebut adalah: Kopontren Nuha (Koperasi Pondok Pesantren Nurul Huda), Warnet Nuha (Warung Internet Nurul Huda), dan Kantin Nuha.
Jika dilihat sekilas, pondok ini memang begitu sederhana. Namun, semua fasilitas dan sarana di sana cukup lengkap dan memadai. Terdapat juga ruang-ruang khusus dengan fungsi tertentu. Secara global, bangunan yang ada di Pondok Pesantren Nurul Huda terdiri dari mushalla, asrama putra/putri, asrama tahfidzu al Qur’an, gedung klinik (Puskestren), Madrasah TPQ binaan, Warnet Nuha, Kopotren Nuha, irigasi, sarana olah raga, sarana audio visual, perpustakaan, gedung madrasah diniyah, ruang komputer, hingga area parkir.
Semua kegiatan santri sudah tertata rapi dan terjadwal. Begitu juga dengan pelajaran atau setoran bagi mereka yang menghafalkan al-Qur’an. Hingga detik ini, Pondok Pesantren Nurul Huda telah mengalami kemajuan sangat pesat. Hal ini merupakan daya tarik tersendiri bagi mereka, khususnya mahasiswa, yang ingin mondok. Karena selain kewajiban menuntut ilmu dunia, ilmu agama juga tidak bisa dikesampingkan. Tak berlebihan jika ada yang berasumsi bahwa pondok ini merupakan taman surga yang diturukan ke dunia. Wallahu a’lam.
Sumber: Majalah Langitan/Muhammad Ichsan

0 comments

Post a Comment